Rabu, 30 Juni 2010

Gadis Remaja Menginjak Pubertas

Inilah masa sulit bagi orang tua. Ketika anak beranjak dewasa, jangan lengah.

Ajari Perubahan Tubuh

Anak gadis anda mulai mengalami perkembangan fisik yang berhubungandengan aspek seksualitas. Meski tiap anak bias berbeda,tapi umumnya perkembangan dimulai sekitar umur 11 tahun. Pertumbuhan ini acap kali diikuti dengan perubahan tubuh secara asimestris. Misalnya kaki mereka tumbuh terlebih dulu. Lalu tungkai dan lengan. Selanjutnya baru bagian tubuh lainnya. Ada kalanya ketika pertumbuhan ini sedang terjadi mereka tampak lucu,sehingga membuatnya minder. Misalnya ukuran kaki yang tiba-tiba di rasakan besar sekali. Ia mengalami masalah pada body image. Perubahan _ perubahan itu bias mengagetkan anak jika orang tua tak mengajarinya.


Ajarlah Tentang Seksualitas

Sering kali pengetahuan tentang seksualitas dari orang tua amat kurang,karena sabagian masih menganggapnya sebagai hal tabu. Sementara para remaja sering menerima pesan – pesan dari luar seprerti TV,film,teman sekelompok,dan sebagainya. Akibatnya, pengetahuan setengah-stengah itu justru berbahay,menimbulkan salah persepsi,dan mendorong remaja untuk mencoba-coba. Karena itu pendidikan seks secara intensif sejak dini hingga masa remaja tak bias di tawar lagi. Jadikanlah anda sebagai sumber utama ketika anak did era bingung atau di penuhi pertanyaan tentang seks. Ajarkan secara terbuka dan jujur dengan bahasa yang mudah dan akrab. Serta dalam susasana dialogis atau tak menggurui.

Jangan Larang Pacaran

Anak juga mulai mengenal pacaran. Anda tidak perlu melarangnya. Berpacaran merupakan latihan pendewasaan dan pematangan emosi. Dengan berpacaran mereka bias merasakan rasa rindu atau rasa memiliki,dan berlatih bagamana harus berbagi dengan pasanganny. Anda hendaknya berperan menjadi teman berdiskusi smbil meneliti siapa pacarnya. DAlam hal ini di butiuhkan komunikasi lebih terbuka antara orangtua dan anak. Melalui komunikasi, orang tua bias memasukan hal-hal yang boleh dan tak boleh di lakukan, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekensinya kalau batas itu di langgar. Katakan kepada anak anda mengenai aturan yang telah Anda tetapkan dalam relasi anak anda dengan pacarnya. Kepercayaan dri orang tua akan membuat mereka lbih bertanggungjawab. Pacaran secara sembunyi – sembunyi maah berakibat tidak menguntungkan.

Lontarkan Kemarahan

Pada tataran tertentu mungkin anda pernah ingin marah terhadap tingkah laku anak anda. Kemarahan memang jangan di tunda-tunda.karena kemarahan yang di pendam diam-diam tak akan memecahkan masalah,malah akan menimbulkan frustasi. Biasanya anak akan tahu persis apakah orang tua nya sedang marah atau tidak. MEski banyak rasa tak senang tak terungkap dalam keluarga,anak tahu bahwa suatu tindakan tertentu yang ia lakukan mempunyai akibat tertentu pula,apakah rasa senang atau rasa marah. Pertengkaran sebaiknya tak di pendam. Hanya saja dalam berengkar, sebaiknya masing-masing bias menahan diri. Dan pertengkaran harus di selesaikan agar mengurangi kecemasan anak. Jika tidak, kecemasan anakj akan mmanjang,dan berakibat jelek. Ia mungkin akan menjadi tak nacuh,atau sebaliknya menjadi amat agresif.

Kembangkan Komunikasi

Komunikasi menjadi jembatan penting dalam hubungan orang tua dengan anak. Dengan komunikasi dua arah, segala masalah yang terjadi pada masa remaja itu akan terpecahkan, dan tercapai saling pengertian. Dalam bukunya Between parent and child,Dr Haim G.Ginott menulis, anak hanya memerlukan pengertian saja dari orang tuanya. Sebab mereka sesungguhnya enggan membuka perasaan – perasaannya. Hanya sebagian kecil ytang terungkap. Dan mereka mengharapkan agar orang tua nya dapat menerka bagian lain yang masih tersimpan di balik kejadian itu. Tak mudah memang untuk membuka tabir yng menyelimuti tindak tanduk setiap remaja. Banyak hal yang di sembunyikannya karena itu menyangkut harga diri. Mereka akan menjadi sangat peka jika harga diri itu mulsi mengancam. Karena itu, lebih baik mengembangkan pengertian lebih dulu,sebelum memberi nasihat atau perintah.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar